|
Minggu, 20 April 2008
Obat AIDS
Adakah Obat HIV/AIDS Saat Ini?

Karena ganasnya penyakit ini, maka berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat mengatasinya. Pengobatan yang berkembang saat ini, targetnya adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh HIV dan diperlukan oleh virus tersebut untuk berkembang. Enzim-enzim ini dihambat dengan menggunakan inhibitor yang nantinya akan menghambat kerja enzim-enzim tersebut dan pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan virus HIV.


Obat-obatan yang telah ditemukan pada saat ini menghambat pengubahan RNA menjadi DNA dan menghambat pembentukan protein-protein aktif. Enzim yang membantu pengubahan RNA menjadi DNA disebut reverse transcriptase, sedangkan yang membantu pembentukan protein-protein aktif disebut protease.
Untuk dapat membentuk protein yang aktif, informasi genetik yang tersimpan pada RNA virus harus diubah terlebih dahulu menjadi DNA. Reverse transcriptase membantu proses pengubahan RNA menjadi DNA. Jika proses pembentukan DNA dihambat, maka proses pembentukan protein juga menjadi terhambat. Oleh karena itu, pembentukan virus-virus yang baru menjadi berjalan dengan lambat. Jadi, penggunaan obat-obatan penghambat enzim reverse transcriptase tidak secara tuntas menghancurkan virus yang terdapat di dalam tubuh. Penggunaan obat-obatan jenis ini hanya menghambat proses pembentukan virus baru, dan proses penghambatan ini pun tidak dapat menghentikan proses pembentukan virus baru secara total.
Obat-obatan lain yang sekarang ini juga banyak berkembang adalah penggunaan penghambat enzim protease. Dari DNA yang berasal dari RNA virus, akan dibentuk protein-protein yang nantinya akan berperan dalam proses pembentukan partikel virus yang baru. Pada mulanya, protein-protein yang dibentuk berada dalam bentuk yang tidak aktif. Untuk mengaktifkannya, maka protein-protein yang dihasilkan harus dipotong pada tempat-tempat tertentu. Di sinilah peranan protease. Protease akan memotong protein pada tempat tertentu dari suatu protein yang terbentuk dari DNA, dan akhirnya akan menghasilkan protein yang nantinya akan dapat membentuk protein penyusun matriks virus (protein struktural) ataupun protein fungsional yang berperan sebagai enzim.

Menurut Flexner (1998), pada saat ini telah dikenal empat inhibitor protease yang digunakan pada terapi pasien yang terinfeksi oleh virus HIV, yaitu indinavir, nelfinavir, ritonavir dan saquinavir. Satu inhibitor lainnya masih dalam proses penelitian, yaitu amprenavir. Inhibitor protease yang telah umum digunakan, memiliki efek samping yang perlu dipertimbangkan. Semua inhibitor protease yang telah disetujui memiliki efek samping gastrointestinal. Hiperlipidemia, intoleransi glukosa dan distribusi lemak abnormal dapat juga terjadi.

Gambar di atas menujukkan lima struktur inhibitor protease HIV dengan aktivitas antiretroviral pada uji klinis. NHtBu = amido tersier butil dan Ph = fenil (Flexner, 1998).
Uji klinis menunjukkan bahwa terapi tunggal dengan menggunakan inhibitor protease saja dapat menurunkan jumlah RNA HIV secara signifikan dan meningkatkan jumlah sel CD4 (indikator bekerjanya sistem imun) selama minggu pertama perlakuan. Namun demikian, kemampuan senyawa-senyawa ini untuk menekan replikasi virus sering kali terbatas, sehingga menyebabkan terjadinya suatu seleksi yang menghasilkan HIV yang tahan terhadap obat. Karena itu, pengobatan dilakukan dengan menggunakan suatu terapi kombinasi bersama-sama dengan inhibitor reverse transcriptase. Inhibitor protease yang dikombinasikan dengan inhibitor reverse transkriptase menunjukkan respon antiviral yang lebih signifikan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama (Patrick & Potts, 1998).
Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa sampai saat ini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Obat-obatan yang telah ditemukan hanya menghambat proses pertumbuhan virus, sehingga jumlah virus dapat ditekan.
Oleh karena itu, tantangan bagi para peneliti di seluruh dunia (termasuk Indonesia) adalah untuk mencari obat yang dapat menghancurkan virus yang terdapat dalam tubuh, bukan hanya menghambat pertumbuhan virus. Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati, tentunya memiliki potensi yang sangat besar untuk ditemukannya obat yang berasal dari alam. Penelusuran senyawa yang berkhasiat tentunya memerlukan penelitian yang tidak sederhana. Dapatkah obat tersebut ditemukan di Indonesia? Wallahu a'lam.
Pustaka:
- Flexner, C. 1998. HIV-Protease Inhibitor. N. Engl. J.Med. 338:1281-1293
- Patrick, A.K. & Potts, K.E. 1998. Protease Inhibitors as Antiviral Agents. Clin. Microbiol. Rev. 11: 614-627.
Sabtu, 12 April 2008
Busana Muslim, antara Keindahan dan Keyakinan
Menguak Jati Diri dengan DNA
Tampil Cerdas
KECERDASAN adalah kunci kesuksesan dan hanya orang-orang yang pandai yang bisa menguasai dunia. Demikian diungkapkan Shifu Yonathan Purnomo, penulis buku Rahasia Kecerdasan Otak sekaligus pendiri Shuang Guan Qi Xia International dalam seminar ber-tema ”Menyingkap Rahasia Kecerdasan Otak” yang digelar Universitas AKI (Unaki) Semarang bekerja sama dengan Gramedia, di Kampus Jl Pemuda, baru-baru ini. Shifu adalah pemecah rekor dunia perkalian 13 digit kali 13 digit, dalam tiga bulan menguasai bahasa Mandarin dan menghafal lebih dari 8.000 huruf. Menurutnya, Shuang Guan Qi Xia (SGQX) merupakan metode melatih otak yang bisa dipelajari siapa saja, termasuk anak-anak. Ia menconotohkan, dua tangan masing-masing memegang sebuah kuas, pada saat yang bersamaan secara serentak menulis atau menggambar dua objek yang berbeda. Cara lain di antara 108 jurus yang diajarkan Shifu yaitu melalui gerakan jari, tangan, dan kaki. Misalnya, tangan kanan seolah-olah menulis angka delapan, tangan kiri menulis angka nol, dan kaki kanan membentuk segi empat pada waktu bersamaan. Dengan berlatih Shang Guan Qi Xia selama 15 menit sehari, selain akan menyelamatkan otak dari segala problem, juga dapat mencegah berbagai penyakit dan proses penuaan.’’Anda akan tampil kembali dengan kecerdasan alami, tampil sebagai seorang jenius, penuh percaya diri, kreatif, produktif, energik, brilian, dan mengagumkan semua orang,’’ tandasnya.Menurut Rektor Unaki Harto Listijo SE MKom, ilmu berbasis double brain dengan mengoptimalkan fungsi otak kanan dan otak kiri secara seimbang merupakan terobosan baru untuk menghasilkan otak yang cerdas seperti metode yang diajarkan Shuang Guan Qi Xia. Kecerdasan Anak Sebelumnya, ia juga menjadi pembicara dalam seminar serupa untuk anak yang diselenggarakan Play Group International Callege di Dynasti Hotel Purwokerto. Saat itu ia mengatakan, seorang guru seyogianya tetap menyisihkan waktu untuk belajar agar selalu bisa mengajar lebih baik dan ditiru murid-muridnya. ’’Jangan sampai muncul anggapan, guru saja tidak mau belajar apalagi muridnya,’’ tegas Shifu Yonathan. Perlu disadari, seorang anak tidak boleh dipaksa untuk belajar karena mereka mau belajar kalau merasa senang agar bisa menggunakan syaraf parasimpatik dengan optimal. Dikatakan, mielin atau zat daya ingat merupakan salah satu zat yang dihasilkan paling maksimal ketika seseorang berusia 0-12 tahun. Zat itu dihasilkan lewat gerakan ketika seorang anak bergerak karena di dalam otak terjadi pembentukan mielin tersebut. Setelah 12 tahun, pembentukan zat mielin tidak akan terlalu maksimal. ’’Jadi, rahasia kecerdasan otak anak sebenarnya dilakukan dengan memaksimalkan proses mielinisasi dan latihan berpola dengan Shuang Guan Qi Xia.’’
Sabtu, 05 April 2008
Diet Tanpa resiko ?
Saat ini kita mengenal berbagai metode diet. Umumnya semua metode itu memberi janji bahwa tubuh akan terlihat lebih langsing dalam kurun waktu tertentu. Mungkin benar, namun lantaran terlalu bersemangat berdiet, kita jadi tidak memperhatikan kebutuhan tubuh. Hal ini terjadi karena program diet cenderung membatasi atau menghilangkan unsur nutrisi tertentu, yang mungkin dibutuhkan oleh tubuh. Akibatnya? Seseorang yang berdiet cenderung terlihat kurus dan tidak segar.
Agar program diet tidak berubah menjadi musibah, cermati petunjuk dengan tepat dan pastikan Anda menaati hal-hal berikut ini
Aturan 1:
Jangan menyingkirkan golongan makanan tertentu.
Kebanyakan orang berdiet dengan cara menghindari jenis makanan tertentu yang dianggap berdampak buruk bagi tubuh. Padahal saat menjalankan program diet, tubuh kita memerlukan keseimbangan nutrisi untuk menjaga agar tubuh tetap sehat.
Tubuh kita memerlukan air, vitamin, karbohidrat, sedikit lemak, mineral, serat dan oksigen. Perhatikan kombinasi asupan Anda, dan perkaya diet dengan mengonsumsi sayuran dan buah. Pola makan ini akan membantu tubuh membangun sistem kekebalan sehingga Anda menjadi tidak mudah sakit.
Aturan 2:
Perhatikan kecukupan tubuh akan protein.
Tubuh membutuhkan 30 g. protein sehari. Daging dan susu serta produk olahan susu mengandung protein sangat tinggi, juga memiliki kandungan sodium dan lemak. Buah dan sayuran tertentu juga mengandung sedikit protein. Jenis polong-polongan, padi-padian, dan kacang-kacangan bisa membantu Anda memenuhi kebutuhan protein yang dibutuhkan oleh tubuh.
Aturan 3:
Jangan singkirkan semua lemak tubuh!
Tubuh kita memerlukan 50 g lemak setiap hari. Jadi Anda tidak perlu bermusuhan dengan lemak, karena lemak akan menjaga otot-otot di dalam tubuh tetap licin. Anda bisa mendapat lemak 'baik' dari kacang-kacangan, minyak zaitun atau dari alpukat.
Aturan 4:
Makanlah hanya pada saat lapar.
Kita bisa saja membatasi makanan yang masuk ke dalam tubuh. Tetapi kadangkala rasa lapar menggoda kita untuk makan. Padahal, sebagaimana kita ketahui, rasa lapar tidak hanya muncul akibat tubuh membutuhkan makanan. Rasa lapar bisa dipicu oleh kondisi psikologis. Jadi, ketika rasa lapar Anda rasakan di luar jam makan utama, pastikan Anda mengemil makanan yang sehat, seperti buah dan sayuran, atau sepotong keju.